Menginspirasi dan Berbudaya

  • Sosial

    aksi giat 1000 masker dilakukan Karangtaruna Desa Giripurwo bersama Pemerintah Desa Giripurwo dibantu relawan Jalasena,komunitas Nyawij

  • Budaya

    masyarakat Padukuhan Karang,Desa Girikarto,Kecamatan Panggang memiliki tradisi upacara bubuh-bubuh atau tolak bala

  • Peristiwa

    Peristiwa Kebakaran Yang Menimpa Rumah Salah satu Warga Semanu Gunungkidul

  • FlashNews

    Presiden Jokowi meminta para peneliti Indonesia untuk membuat vaksin korona. Hal tentu akan menjadi perhatian khusus mengingat pasien positif korona di Indonesia terus mengalami peningkatan.

  • Wisata

    Gunungkidul (Handayanipost.blogspot.com)-- Pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul akan segera membuka kembali obyek wisata. Namun pembukaan ini masih bersifat simulasi penerapan New Normal atau tatanan kebiasaan baru.

Link Banner
Link Banner
Link Banner

Muscab PPP Gunungkidul Dibuka Bupati Sunaryanta


 GUNUNGKIDUL ( Handayani Post.com) _ Dewan Pimpinan Cabang ( DPC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Gunungkidul gelar musyawarah Daerah ( Muscab) di kantor DPC PPP Kalurahan Kepek,Kapanewon Wonosari .Sabtu 30/10/2021


Agenda utama forum musyawarah tertinggi ditingkat Kabupaten ini memilih 7 anggota formatur yang nantinya tim formula-lah yang akan berembug untuk memilih pengurus harian seperti ketua,sekertaris dan bendahara maupun pengurus lainya ,hal ini sesuai PO Dewan Pimpinan Pusat( DPP)


Muscab dibuka oleh Bupati Gunungkidul H.Sunaryanta yang diharpakan menjadi pijakan awal bagi partai berlambang Ka'bah untuk mempersatukan gerbong menuju pemilu 2021


Dalam isi sambutannya Sunaryanta memberikan motivasi langkah untuk pemenangan PPP khususnya DPC PPP Gunungkidul


Wigit Priyanta mengatakan Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Gunungkidul sebelumnya sempat mengalami perpecahan ia berharap adanya muscab tersebut bisa dijadikan pijakan awal untuk kembali mempersatukan menuju pemilu 2024


"Sempat banyak yang keluar dari Partia Persatuan Pembangunan " Kosongkan Gerbong" Disaat saking banyaknya yang keluar,dengan adanya Muscab ini dengan tema "Rekontrukturisasi PPP Gunungkidul yang  Berkualitas dan Akuntabel Menuju Kejayaan Elektoral Pada Pemilu 2024" Saya berharap Muscab ini bisa kembali bersatu "katanya


Momentum muscab kali ini diharapkan juga dapat menciptakan energi baru yang diimbangi meningkatkan elektabilitas suara partai di pemilu tahun 2024.


" Musyawarah cabang ini merupakan forum musyawarah tertinggi dalam partai ditingkat Kabupaten untuk membahas masalah organisasi kepemimpinan dan program kerja partai 5 tahun ke depan serta bisa menumbuhkan kaderisasi partai setiap tingkatan"tambahnya


Wigit yang selama ini ketua GPK Kabupaten Gunungkidul juga menyampaikan bahwa, agenda Muscab diawali dengan pembahasan tata tertib. Kemudian, Laporan pertanggungjawaban (LPJ) dan pemilihan 7 anggota formatur.


Anggota formatur tersebut dipilih oleh 4 PAC,1 DPC, 1 DPW dan 1 DPP.  yang dipilih secara musyawarah. 


Tujuh anggota formatur yang terpilih, nantinya berembug dipimpin oleh satu pengurus dari DPP untuk memilih pengurus harian seperti Ketua, Sekretaris, dan Bendahara (KSB) maupun pengurus lainnya. 


"Harapannya, ini bisa berjalan lancar, aman dan tertib. Kemudian, dapat terpilih pemimpin yang kredibel, visioner dan bisa mengakomodir konstituen," kata dia. 



Wigit juga mengakui, kepengurusan DPC PPP Gunungkidul periode lalu belum bisa maksimal, sehingga belum ada anggota DPRD Gunungkidul dari PPP


Karenanya, melalui muscab ini nantinya diharapkan dapat terpilih pemimpin yang mampu menjembatani semua kelompok, baik dari Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama maupun organisasi Islam lainnya.



Hal ini, sesuai dengan tema yang diusung, kembali pulang menuju ka'bah.



Sebab, sebelumnya banyak orang-orang dari partai Ka'bah yang mengembara. 


"Harapannya, ini dapat merangkul semua dalam persatuan," kata dia. 


Muscab IX PPP Gunungkidul kali ini dibuka Bupati Gunungkidul, menghasilkan 

formatur :


Ahmad  Baidowi DPP

Faisal                    DPW

Sigit Tri Subanjaro DPC

Edi Suryanto  Tepus

Royhan Usman Patuk

Dwi Budi Hartono  Girisubo

Sumaryanto Panggang


Ke 7 formatur nantinya akan mengusulkan calon Ketua DPC ke DPP PPP. Dan selanjutnya formatur membentuk kepengurusan yang baru.



Muscab ini dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.


Peserta dan tamu undangan terlihat duduk saling berjarak.


Panitia melakukan pembatasan peserta muscab.


Yuli Saptono

Share:

AMPIRI Dan Peduli Dhuafa Robohkan Rumah Ibu Suratmi


BantuL (Handayanipost – Kegiatan Bedah Rumah yang dilakukan Komunitas/Relawan AMPIRI (Amalkan Pintu Rezeki)  kini  menyasar salah satu warga Dusun Teknik 03 Desa Temuwoh Kecamatan Dlingo Bantul, pada Minggu (26/7/2020).

Ibu Suratmi pemilik rumah yang  kini telah mendapat bantuan bedah rumah dari relawan Ampiri dan Peduli Dhuafa merasa tertolong  dan bersyukur atas  adanya bantuan rumah tersebut. Dia mengatakan bahwa rumah yang di tempatnya mengalami kerusakan setelah di terjang gempa bumi 14 tahun silam.

  Ibu Suratmi merupakan seorang janda dengan 2 anak, yang di tinggal suaminya meninggal kini Beliau harus bekerja keras banting tulang untuk menghidupi ke 2 anaknya.

Melihat kondisinya yang memprihatinkan lantas membuat relawan Ampiri, Peduli Dhuafa tergerak untuk membantu membedah rumah ibu Suratmi tersebut.


“Matur  sembah nuwun sanget sampun dibantu di damelke griyo”. “terimakasih sekali sudah dibantu dibuatkan rumah,”Ucap Suratmi dengan penuh rasa syukur.

Reswan Saputra selaku Koordinator Bedah Rumah mengatakan jika kegiatan bedah rumah tersebut atas kerjasama seluruh anggota dan donatur. Dan juga Bedah Rumah tersebut murni dari hati nurani dan tak ada unsur politik.

“Kegiatan Bedah Rumah ini bisa terlaksana  karena atas kerja sama dari semua pihak dan kegiatan ini kami laksanakan memang dari hati nurani dan tak ada unsur politik,"ucap Reswan.

Kegiatan bedah rumah ini juga disuport oleh rekan rekan dari Pulanggeni yang mengandeng seluruh Ormas Komunitas,pelaku usaha untuk kegiatan kemanusiaan.

Joko selaku perwakilan dari Peduli Dhuafa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan sosial ini. Karena semua masalah tidak bisa selesai dengan administrasi namun juga  mengunakan hati nurani.

(Hermawan)
Share:

Rasulan Jum'at Legi Desa Jepitu Di Masa Pandemi

GUNUNGKIDUL (Handayanipost)_Pandemi Covid 19 yang saat ini belum juga usai tidak membuat patah semangat bagi warga Kelurahan Jepitu, Kapanewon Girisubo untuk tetap melestarikan budaya leluhur yaitu rasulan jumat legi.Jumat legi 24/07/2020

Bertempat di balai Kelurahan Jepitu perwakilan dari tokoh-tokoh dusun satu persatu datang dengan membawa ubo rampe beserta ingkung bentuk rasa syukur atas segala nikmat tuhan yang diberikan



Gunungan bentuk rasa syukur atas hasil panen juga dibuat walau ala kadarnya.

Sebelumnya acara bersih desa sudah dilakukan oleh warga Padukuhan Nglaban pada hari kamis kliwon,menurut cerita sesepuh memang sudah alur ceritanya seperti itu sebelum dilakukannya rasulan jumat legi harus diawali bersih desa dulu yang dilakukan oleh warga Padukuhan Nglaban pada hari Kamis kliwon 23/07/2020 kemaren

Rasulan tahun ini memang beda dengan tahun biasanya ,kali ini hanya dilakukan dengan sederhana namun tidak meninggalkan sakralnya acara ditambah bagi warga yang datang dengan mengenakan pakaian jawa komplit menambah suasana keharmonisan melestarikan budaya jawa


Lurah Jepitu Sudarta mengatakan acara rasulan jumat legi tahun ini tidak seperti tahun-tahun yang lalu,adapun pandemi covid 19 belum juga usai dari pihaknya bersama warga tidak meninggalkan budaya yang sudah ada sejak nenek moyang

"Bentuk rasa syukur kami kepada tuhan YME atas apa yang diberikan untuk warga kami serta harapan kami pandemi Covid 19 ini segera usai" ucap Lurah Jepitu

Doa bersama dilakukan oleh warga Jepitu dipimpin pemuka adat jepitu Sugito dengan harapan semua warga jepitu dijauhakan dari mara bahaya dan dilimpahkan rejeki serta hasil panen juga melimpah.Pihaknya juga berharap pandemi covid 19 segera berlalu

Setelah acara selesai ditutup dengan kembul bujono yaitu makan bersama mencerminkan kerukunan sesama warga dan tetap mengutamakan gotongroyong untuk kedepannya bertujuan untuk menjadi suatu wilayah yang maju dan mandiri tanpa ada selisih paham antar warga

Haris
Share:

Wakil Bupati Gunungkidul Meresmikan Kado Terindah Untuk Janda 83 Tahun


Saptosari (Handayanipost)-- Wakil Bupati Gunungkidul Drs. Imawan Wahyudi,MH meresmikan rumah kado terindah untuk Mbah Sadirah pada Selasa(21/07/2020). Di Desa Bulurejo, Kalurahan Monggol Kapanewon Saptosari.

Kado terindah berupa bedah rumah ini merupakan hasil sinergitas Pulanggeni Beserta lintas komunitas dan ormas se Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hari CW selaku koordinator Bedah Rumah menjelaskan bahwasanya kegiatan ini murni hasil sinergitas Pulanggeni beserta lintas komunitas dan ormas,dan tidak ada unsur politik. Ia juga ingin membuktikan bahwa ia bisa menyatukan seluruh komunitas dan ormas untuk bersinergi dengan satu tujuan kemanusiaan.

"Kegiatan bedah rumah in bisa terselenggara i memang murni dari hasil solidaritas lintas komunitas dan ormas yang bersatu untuk tujuan kemanusiaan dan tidak ada unsur politik sama sekali,"jelas Hari CW.

Hari juga berharap nantinya seluruh komunitas dan ormas akan dapat terus bersinergi dalam kegiatan sosial kemanusiaan dan tidak ada kesombongan di antara mereka.

Imawan Wahyudi selaku wakil Bupati Gunungkidul turut mengapresiasi dalam kegiatan ini. Ia bangga bahwasanya di tengah pandemi seperti ini masih ada orang orang yang peduli.

"Saya turut mengapresiasi kegiatan Pulanggeni mengandeng seluruh komunitas dan ormas untuk bersinergi dalam Giat Bedah Rumah Mbah sadirah ini dan saya juga turut bangga bahwasanya masih ada orang orang yang peduli di tengah pandemi,"ucap Imawan Wahyudi (21/07/20)

Mbah Sadirah yang merupakan janda 83 tahun merasa senang dengan kado yang di berikanya berupa Bedah Rumah. Ia sangat berterima kasih kepada seluruh komunitas, ormas yang telah peduli dengannya.

"Matur nuwun sampun di paringin omah kagem Kulo "Terima kasih sudah mengasih rumah buat saya,"Ucap Mbah Sadirah.

(Hermawan)



Share:

Kepedulian GEBRAK Yogyakarta Terhadap Sesama



Playen (Handayanipost)--  Minggu (19/07/2020)Gerakan Bersama Atasi Kriminalitas (GEBRAK) adakan giat Bakti Sosial berupa alat medis kepada Bapak Waluyo yang beralamat di Padukuhan Tanjung II, RT 16,RW 03,Desa Bleberan, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul.

Bapak Waluyo merupakan seorang yang menderita kelumpuhan pada bagian pinggang ke bawah akibat kecelakaan pada saat ia bekerja. Setelah kecelakaan itu Mulyono menderita kelumpuhan selama 3 Tahun.

Mendengar hal itu lantas mengerakkan hati komunitas GEBRAK tersentuh hatinya untuk memberikan bantuan berupa peralatan medis kepada bapak Waluyo.



"Kami dari GEBRAK Yogyakarta memberikan sedikit bantuan berupa alat medis kepada bapak Waluyo yang telah menderita kelumpuhan selama 3 tahun akibat kecelakaan kerja,"ucap Anas Tasya sebagai simpatisan GEBRAK.

Anas berharap semoga sedikit bantuan yang di berikan kepada pak Waluyo,akan dapat memberikan manfaat bagi kesehatan bapak Waluyo.

"Semoga dengan sedikit yang bisa kami berikan akan memberikan manfaat bagi bapak Waluyo terkait dengan kesehatannya,"Imbuh Anast.

Bapak Waluyo mengucapkan terima kasih kepada anggota GERAK Yogyakarta yang telah peduli dengan dirinya  "Saya sangat berterima kasih kepada GEBRAK yang telah membantu saya dan peduli kepada orang orang seperti saya dan semoga apa yang telah dilakukan oleh GEBRAK dapat menjadi berkah kepada semua, tutur Waluyo.

(Sulistyo)





Share:

Inilah Filosofi Nasi Tumpeng Pada Masyarakat Jawa


WONOSARI,(Handayanipost) – Nasi Tumpeng adalah cara penyajian nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk seperti kerucut. karena itu disebut pula ‘nasi tumpeng’. Olahan nasi yang dipakai umumnya berupa nasi kuning, meskipun kerap juga digunakan nasi putih biasa atau nasi uduk. Cara penyajian nasi ini khas Jawa atau masyarakat Betawi keturunan Jawa dan biasanya dibuat pada saat kenduri atau perayaan suatu kejadian penting. Meskipun demikian, masyarakat Indonesia mengenal kegiatan ini secara umum.
Tumpeng biasa disajikan di atas tampah (wadah bundar tradisional dari anyaman bambu) dan dialasi daun pisang.
Tumpeng merupakan bagian penting dalam perayaan kenduri tradisional. Perayaan atau kenduri adalah wujud rasa syukur dan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa atas melimpahnya hasil panen dan berkah lainnya. Karena memiliki nilai rasa syukur dan perayaan, hingga kini tumpeng sering kali berfungsi menjadi kue ulang tahun dalam perayaan pesta ulang tahun.
Dalam kenduri, syukuran, atau slametan, setelah pembacaan doa, tradisi tak tertulis menganjurkan pucuk tumpeng dipotong dan diberikan kepada orang yang paling penting, paling terhormat, paling dimuliakan, atau yang paling dituakan di antara orang-orang yang hadir. Ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut. Kemudian semua orang yang hadir diundang untuk bersama-sama menikmati tumpeng tersebut. Dengan tumpeng masyarakat menunjukkan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan sekaligus merayakan kebersamaan dan kerukunan.
Acara yang melibatkan nasi tumpeng disebut secara awam sebagai ‘tumpengan’. Di Yogyakarta misalnya, berkembang tradisi ‘tumpengan’ pada malam sebelum tanggal 17 Agustus, Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, untuk mendoakan keselamatan negara.
Meskipun tradisi tumpeng telah ada jauh sebelum masuknya Islam ke pulau Jawa, tradisi tumpeng pada perkembangannya diadopsi dan dikaitkan dengan filosofi Islam Jawa, dan dianggap sebagai pesan leluhur mengenai permohonan kepada Yang Maha Kuasa. Dalam tradisi kenduri Slametan pada masyarakat Islam tradisional Jawa, tumpeng disajikan dengan sebelumnya digelar pengajian Al Quran. Menurut tradisi Islam Jawa, “Tumpeng” merupakan akronim dalam bahasa Jawa : yen metu kudu sing mempeng (bila keluar harus dengan sungguh-sungguh). Lengkapnya, ada satu unit makanan lagi namanya “Buceng”, dibuat dari ketan; akronim dari: yen mlebu kudu sing kenceng (bila masuk harus dengan sungguh-sungguh) Sedangkan lauk-pauknya tumpeng, berjumlah 7 macam, angka 7 bahasa Jawa pitu, maksudnya Pitulungan (pertolongan). Tiga kalimat akronim itu, berasal dari sebuah doa dalam surah al Isra’ ayat 80: “Ya Tuhan, masukanlah aku dengan sebenar-benarnya masuk dan keluarkanlah aku dengan sebenar-benarnya keluar serta jadikanlah dari-Mu kekuasaan bagiku yang memberikan pertolongan”. Menurut beberapa ahli tafsir, doa ini dibaca Nabi Muhammad SAW waktu akan hijrah keluar dari kota Mekah menuju kota Madinah. Maka bila seseorang berhajatan dengan menyajikan Tumpeng, maksudnya adalah memohon pertolongan kepada Yang Maha Pencipta agar kita dapat memperoleh kebaikan dan terhindar dari keburukan, serta memperoleh kemuliaan yang memberikan pertolongan. Dan itu semua akan kita dapatkan bila kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh.
Jika diuraikan satu per satu! sajian tumpeng sendiri memiliki kajian makna yang sangat mendalam, yang menunjukkan betapa tingginya tradisi peradaban nenek moyang kita dalam mengenali Tuhannya.
1. Nasi yang diberbentuk kerucut dimaknai sebagai simbol untuk selalu berserah diri kepada Tuhan serta menaruh harapan agar selau hidup sejahtera. Selain makna dibalik akronim buceng dan tumpeng, bentuk kerucut dan nasi kuning dengan nasi putih dibagian atasnya. Warna kuning melambakan rasa wening (kekhusyukan) sedangkan warna putih hati yang putih bersih dalam berdoa.
2. Ayam Ingkung
Ayam, dimasak utuh ingkung dengan bumbu kuning/kunir dan diberi areh (kaldu santan yang kental) yang menjadi simbol menyembah Tuhan dengan khusuk (manekung) dengan hati yang tenang (wening). Di mana ketenangan hati dicapai dengan mengendalikan diri dan sabar (nge”reh” rasa).
Dalam penyembelihannya , pemilihan ayam jago juga mempunyai makna menghindari sifat-sifat buruk ayam jago, antara lain: sombong, congkak, kalau berbicara selalu menyela dan merasa tahu/menang/benar sendiri (berkokok), tidak setia dan tidak perhatian kepada anak istri.
3. Ikan Lele
Zaman dahulu ikan yang disajikan Ikan Lele. Ikan lele memiliki makna ketabahan, keuletan dalam hidup dan sanggup hidup dalam situasi ekonomi yang paling bawah sekalipun. Karakter ikan lele sendiri adalah tahan hidup di air yang tidak mengalir dan di dasar sungai.
4. Ikan Teri
Ikan Teri umumnya digoreng dengan tepung atau tanpa tepung. Ikan Teri dan Ikan Pethek hidup di laut dan selalu bergerombol sehingga memberi makna kebersamaan dan kerukunan.
Ikan ini menjadi simbol dari ketabahan, keuletan dalam hidup dan sanggup hidup dalam situasi ekonomi yang paling bawah sekalipun. Lauk lain yang disajikan adalah ikan teri. Ikan ini biasanya digoreng dengan atau tanpa tepung. Ikan teri selalu hidup bergerombol. Filosofi yang dapat diambil, sebagai contoh dari kebersamaan dan kerukunan.
5. Telur Rebus
Nasi tumpeng dilengkapi dengan telur rebus utuh. Telur direbus pindang, bukan didadar atau mata sapi, dan disajikan utuh dengan kulitnya, jadi tidak dipotong sehingga untuk memakannya harus dikupas terlebih dahulu.
Piwulang jawa mengajarkan “Tata, Titi, Titis dan Tatas”, yang berarti etos kerja yang baik adalah kerja yang terencana, teliti, tepat perhitungan,dan diselesaikan dengan tuntas.
Telur juga menjadi simbol jika manusia diciptakan dengan fitrah yang sama. Yang membedakan nantinya hanyalah ketakwaan dan tingkah lakunya.
6. Sayur Urap
Pelengkap lainnya adalah sayur urap. Sayuran yang digunakan antara lain kangkung, bayam, kacang panjang, taoge, kluwih dengan bumbu sambal parutan kelapa atau urap dan lain-lain. Seperti halnya pelengkap lainnya, sayur-sayuran ini juga mengandung simbol-simbol penting, antara lain:
– Kangkung berarti jinangkung yang berarti melindung,
– Bayam (bayem) berarti ayem tentrem,
-Taoge/cambah yang berarti tumbuh,
-Kacang panjang berarti pemikiran yang jauh ke depan,
-Bawang merah melambangkan mempertimbangkan segala sesuatu dengan matang baik buruknya,
-Cabe merah diujung tumpeng merupakan symbol dilah/api yang meberikan penerangan/tauladan yang bermanfaat bagi orang lain,
-Kluwih berarti linuwih atau mempunyai kelebihan dibanding lainnya, dan
-Bumbu urap berarti urip/hidup atau mampu menghidupi (menafkahi) keluarga.
7. Sambal Goreng
Sambel Goreng biasanya terbuat dari tahu, kentang dan tempe dan Sambel goreng tumis dengan bumbu. Bahan-bahan yang dirajang menjadi potongan-potongan kecil bermakna gotong royong dan guyup rukun dalam bermasyarakat.

Variasi dari Nasi Tumpeng :
  • Tumpeng Robyong – Tumpeng ini biasa disajikan pada upacara siraman dalam pernikahan adat Jawa. Tumpeng ini diletakkan di dalam bakul dengan berbagai macam sayuran. Di bagian puncak tumpeng ini diletakkan telur ayam, terasi, bawang merah dan cabai.
  • Tumpeng Nujuh Bulan – Tumpeng ini digunakan pada syukuran kehamilan tujuh bulan. Tumpeng ini terbuat dari nasi putih. Selain satu kerucut besar di tengah, tumpeng ini dikelilingi enam buah tumpeng kecil lainnya. Biasa disajikan di atas tampah yang dialasi daun pisang.
  • Tumpeng Pungkur – digunakan pada saat kematian seorang wanita atau pria yang masih lajang. Dibuat dari nasi putih yang disajikan dengan lauk-pauk sayuran. Tumpeng ini kemudian dipotong vertikal dan diletakkan saling membelakangi.
  • Tumpeng Putih – warna putih pada nasi putih menggambarkan kesucian dalam adat Jawa. Digunakkan untuk acara sakral.
  • Tumpeng Nasi Kuning – warna kuning menggambarkan kekayaan dan moral yang luhur. Digunakan untuk syukuran acara-acara gembira, seperti kelahiran, pernikahan, tunangan, dan sebagainya.
  • Tumpeng Nasi Uduk – Disebut juga tumpeng tasyakuran. Digunakan untuk peringatan Maulud Nabi.
  • Tumpeng Seremonial/Modifikasi(Redaksi)
Share:

Muaranya Bengawan Solo Purba Ada di Pantai Sadeng


GIRISUBO, (Handayanipost) - Sebagai pelabuhan ikan terbesar diYogyakarta, pantai yang terletak nyaris berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah ini selalu ramai dengan geliat kehidupan para penangkap ikan. Deretan kapal berbagai ukuran yang bersandar di dermaga juga semakin membuat suasana semarak. Kapal-kapal tersebut bukan hanya milik nelayan Pantai Sadeng, melainkan ada juga nelayan dari daerah-daerah lain seperti Cilacap, Batang, Pekalongan, juga Semarang.

Kualitas ikan di perairan Pantai Sadeng ini terbilang juara. Rata-rata ikannya berukuran besar dan berkualitas ekspor. Untuk ikan yang berukuran medium biasanya akan dikirim ke Surabaya dan diolah menjadi ikan kalengan. Sedangkan ikan yang kecil atau dengan kualitas biasa akan dijual di pasar lokal atau dikirim ke Jogja dan sekitarnya. Jenis ikan tangkapan para nelayan antara lain ikan tuna, layur, kakap merah, kerapu, dan tongkol.

Jika kamu datang pada saat yang tepat, kamu bisa mengikuti tradisi labuhan atau sedekah laut yang dilakukan oleh nelayan Pantai Sadeng. Ritual tahunan ini sebagai ucapan syukur mereka kepada Sang Pencipta yang sudah memberikan hasil tangkapan melimpah serta keselamatan bagi para nelayan. Selain itu mereka juga memohon supaya dilindungi pada tahun-tahun mendatang. Dalam upacara ini akan ada banyak makanan yang bisa kamu cicipi.


Tak banyak orang yang tahu jika dulunya Pantai Sadeng merupakan muara dari aliran Sungai Bengawan Solo Purba. Namun akibat pergerakan lempeng bumi sekitar 4 juta tahun silam maka dataran terangkat dan aliran air pun berbalik menuju utara. Kini yang tersisa hanyalah jejaknya, bukit- bukit kapur yang menurut penelitian dulunya adalah karang di dasar laut. Kalau kamu mencintai geologi, kamu bisa berjalan kaki menyusuri jejak Bengawan Solo Purba sembari mengumpulkan kisah-kisah yang hilang.


Pantai Sadeng terletak di Desa Pucung, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul. Dari Yogyakarta kamu memerlukan waktu sekitar 2 – 3 jam untuk mencapai pantai ini. Untuk mencapainya cukup ikuti jalur menuju kawasan pantai-pantai Gunungkidul. Pantai Sadeng terletak di sebelah timur Pantai Wediombo, nyaris berbatasan dengan Kapubaten Wonogiri, Jawa Tengah. Demi kenyamanan perjalanan, lebih baik kamu membawa kendaraan sendiri jika ingin berwisata ke Pantai Sadeng. (Redaksi)
Share:
Link Banner
Link Banner
Link Banner
Link Banner

Popular Posts